Saturday, March 15, 2014

SISTEM KOORDINAT DAN PROYEKSI PETA



A.   Sistem Koordinat dan Proyeksi Peta
Peta adalah gambaran dari permukaan bumi yang digambar pada bidang datar, yang diperkecil dengan skala tertentu dan dilengkapi simbol sebagai penjelas. Menurut ICA (International Cartographic Association) Peta adalah gambaran atau representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, yang pada umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Jadi pemetaan dapat diartikan sebagai kegiatan penggambaran permukaan bumi yang di proyeksikan ke dalam bidang datar dengan skala tertentu. Sebuah peta dasar dibuat dengan skala terkecil mulai dari 1 : 50.000 sampai 1 : 250.000. Pembagian peta di Indonesia mengacu pada system proyeksi Universal Transvers Mercator (UTM) dengan system koordinat DGN 95 atau WGS 84.
B.   Prinsip Utama Peta
·         Menyatakan posisi/lokasi suatu tempat
·         Memperlihatkan pola distribusi dan pola spasial fenomena alam dan buatan manusia
·         Menerapkan atau menyimpan informasi muka bumi
·         Mengvisualisasikan data dan informasi muka bumi menjadi peta
C.   Fungsi Peta
·         Memperhatikan posisi relative
·         Memperlihatkan jarak dan arah
D.   Karakteristik Peta
ü  Dua Dimensi (Hasil Transformasi matematik)
ü  Bentuk reduksi dari keadaan sebenarnya
E.    Data Geografis
Objek atau unsure geografis di bawah dan permukaan bumi, contoh :
ü  Titik
ü  Garis
ü  Luasan
ü  Permukaan

F.    Jenis Peta
ü  Peta Garis
ü  Peta Foto
ü  Peta Topografi
ü  Peta Tematik
ü  Peta Chart
G.   Sistem Proyeksi Peta
§  GCS
§  PCS
H.   Jenis Proyeksi Peta
a.    Proyeksi Kerucut
b.    Proyeksi Silinder
c.    Proyeksi Azimunthal
I.      Ditinjau Dari Distrosi yang Diakibatkan
a.    Proyeksi Konform (sudutnya samakan)
b.    Proyeksi Equivalen (luas)
c.    Proyeksi Equidisten (jarak)
J.    Proyeksi sering digunakan pada:
§  Digitasi peta dengan proyeksi tertentu
§  Import file DXF
§  Aplikasi GIS dengan ketelitian geografis pada proyeksi tertentu
§  Penampilan peta
K.   Konstanta Geometrik Elipsoida Referensi di Indonesia:

 

Konstanta

Bessel (1841)
GRS 67

a
6377397.155
6378160.00

b
6356070.963
6356774.52

c
6398786.849
6399617.27

f
0.003342773
0.003352923

n
0.001674185
0.001679227

a          = setengah sumbu panjang
b          = setengah sumbu pendek
c          = a2 / b
n          = (a - b) / (a + b)
f           = (a – b) /a      : pegepengan






   AZIMUTAL                                             CONICAL








                        MERCATOR                                      TRANVERSE MERCATOR

L.    PROYEKSI VS SISTEM KOORDINAT

·         Sistem koordinat merupakan kumpulan parameter yang menunjukkan bagaimana menginterpretasikan lokasi koordinat suatu objek. Salah satu dari parameter tersebut adalah proyeksi.
·         Proyeksi sehubungan bagaimana suatu objek ditampilkan pada bidang datar, sedangkan sistem koordinat menunjukkan proyeksi apa yang digunakan pada peta.
·         Pilihan menu Projection pada MapInfo sebenarnya memilih tidak hanya proyeksi tetapi sudah pada sistem koordinat apa yang digunakan.
·         Default proyeksi pada MapInfo : equidistant cylindrical, sistem koordinatnya menggunakan lintang-bujur.


M.   PROYEKSI POLYEDER
Proyeksi                      : Lambert, kerucut normal konform
Ukuran bag derajat     : 20 x 20 menit
Titik nol                        : perpotongan meridian dan paralel tengah setiap bagian derajat
Sumbu Y                     : meridian tengah
Sumbu X                     : tegak lurus sb y di titik nol
Ordinat Y                     :  + ke utara
Ordinat X                     : +  ke timur
Satuan                         : meter
Faktor skala di paralel tengah : 1

N.   PROYEKSI MERCATOR
Proyeksi                      : Silinder normal konform
Titik Nol                         : Perpotongan meridian Jakarta (106o48’27”,79 T. Greenwich) dengan equator
Sumbu Y                     : meridian Jakarta
Sumbu X                     : ekuator
Ordinat Y                     : + ke utara
Ordniat X                     : + ke timur
Satuan                         : meter
E R                              : Bessel (1841)
Faktor skala di ekuator : 1
O.   PROYEKSI UNIVERSAL TRANSVERSE MERCATOR
Proyeksi                      : Silinder Tansversal Konform
Lebar wilayah (zone)  : 6o
Titik Nol                       : Perpotongan meridian tengah zone dengan ekuator
Sumbu Y                     : Meridian tengah zone
Sumbu X                     : Ekuator
Titik Nol semu I           : X = -500.000, Y = 0
                                      Untuk titik-titik di belahan bumi utara
Titik Nol semu II          : X = -500.000, Y = -10.000.000
                                      Untuk titik-titik di belahan bumi selatan
Satuan                         : meter
E R                              : GRS67
Faktor skala di tengah : 0.9996
Penomoran Zone        : Zone 1 dimulai dari bujur 180o B s/d 174 o B, no 2 dari bujur 174 o B s/d 168 o B demikian seterusnya ke arah timur sampai zone 60 dengan bujur 174 o T s/d 180 o T.
Wilayah Indonesia tercakup dalam zone nomor 46 s/d 54 dengan bujur meridian tengahnya (Bo) yang dinyatakan terhadap meridian Greenwich sbb:

Zone
Bo
46
93 o
47
99 o
48
105 o
49
111 o
50
117 o
51
123 o
52
129 o
53
135 o
54
141 o

P.    Peta Bumi (Earth Map)
Objek yang digambarkan memiliki lokasi koordinat permukaan bumi, misalnya lintang dan bujur.
Dimanfaatkan untuk:
·         Overlay peta ke peta lainnya
·         Memanfaatkan atau mengubah proyeksi
·         Menentukan objek di peta untuk diketahui lintang/bujur.

Q.   Peta Non Bumi (Non-earth Map)
Berisi objek yang tidak memiliki lokasi khusus permukaan bumi, misalnya peta tentang ruangan pabrik, kantor, dsb.
PPeta non-bumi tidak memiliki refernsi sistem koordinat yang mengacu pada lokasi permukaan bumi, artinya sistem koordinat tersebut tidak mengandung proyeksi.

Monday, March 10, 2014

PENGERTIAN GIS (Geographic Informasi System)



A.     Definisi GIS (Geographic Informasi System)
GIS adalah singkatan dari Geographic Information System atau system informasi geografis. GIS merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mengelola (input, manajemen, dan output) data spasial atau data yang bereferensi geografis. Setiap data yang merujuk lokasi di permukaan bumi dapat disebut sebagai data spasial bereferensi geografis. Misalnya data kepadatan penduduk suatu daerah, data jaringan atau saluran dan sebagainya.
Data SIG dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu data grafis dan data atribut atau tabular. Data grafis adalah data yang menggambarkan bentuk atau kenampakan objek di permukaan bumi. Sedangkan data tabular adalah data deskriptif yang menyatakan nilai dari data grafis tersebut.
Secara garis besar, data grafis dibedakan menjadi tiga macam yaitu data titik (point), garis (line) dan area (region atau polygon). Data grafis Titik biasanya digunakan untuk mewakili objek kota, bangunan, kondisi lahan. Data Garis dapat dipakai untuk menggambarkan jalan, sungai, jaringan atau saluran dan lain-lain. Sementara data Area digunakan untuk mewakili batas administrasi, penggunaan lahan, kemiringan lereng dan lain-lain.

B.     Input Data GIS (Geographic Informasi System)
Sedangkan struktur data SIG ada dua macam yaitu vector dan raster . Pada struktur data vector  posisi objek dicatat pada system koordinat. Sedangkan objek pada struktur data raste disimpan pada grid dua dimensi yaitu baris dan kolom.
Data atribut atau tabular merupakan data yang menyimpan informasi mengenai nilai atau besaran dari data grafis. Untuk struktur data vector, data atribut tersimpan secara terpisah dalam bentuk tabel. Sementara pada stuktur data raster nilai data grafis-nya tersimpan langsung pada nilai grid atau piksel tersebut.
1.    Raster
Data Raster mempunyai struktur data yang tersusun dalam bentuk matriks atau piksel dan membentuk grid. Setiap piksel memiliki nilai tertentu dan memiliki atribut tersendiri, termasuk nilai koordinat yang unik. Tingkat keakurasian model ini sangat tergantung pada ukuran piksel atau biasa disebut dengan resolusi. Model data ini biasanya digunakan dalam remote sensing yang berbasiskan citra satelit maupun airborne (pesawat terbang). Selain itu model ini digunakan pula dalam membangun model ketinggian digital (DEM-Digital Elevation Model) dan model permukaan digital (DTM-Digital Terrain Model). Model raster memberikan informasi spasial terhadap permukaan di bumi dalam bentuk gambaran yang digeneralisasi. Representasi dunia nyata disajikan sebagai elemen matriks atau piksel yang membentuk grid yang homogen. Pada setiap piksel mewakili setiap obyek yang terekam dan ditandai dengan nilai-nilai tertentu. Secara konseptual, model data raster merupakan model data spasial yang paling sederhana.
2.    Vektor
Data Vektor merupakan model data yang paling banyak digunakan, model ini berbasiskan pada titik (points) dengan nilai koordinat (x,y) untuk membangun obyek spasialnya. Obyek yang dibangun terbagi menjadi tiga bagian lagi yaitu berupa titik (point), garis (line), dan area (polygon).
a. Titik (point)
Titik merupakan representasi grafis yang paling sederhana pada suatu obyek. Titik tidak mempunyai dimensi tetapi dapat ditampilkan dalam bentuk simbol baik pada peta maupun dalam layar monitor.
b. Garis (line)
Garis merupakan bentuk linear yang menghubungkan dua atau lebih titik dan merepresentasikan obyek dalam satu dimensi.
c. Area (Polygon)
Poligon merupakan representasi obyek dalam dua dimensi.

C.     Manfaat GIS (Geographic Informasi System)
1.      Manajemen tata guna lahan
Pemanfaatan dan penggunaan lahan merupakan bagian kajian geografi yang perlu dilakukan dengan penuh pertimbangan dari berbagai segi. Tujuannya adalah untuk menentukan zonifikasi lahan yang sesuai dengan karakteristik lahan yang ada. Misalnya, wilayah pemanfaatan lahan di kota biasanya dibagi menjadi daerah pemukiman, industri, perdagangan, perkantoran, fasilitas umum,dan jalur hijau. SIG dapat membantu pembuatan perencanaan masing-masing wilayah tersebut dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan untuk pembangunanutilitas-utilitas yang diperlukan. Lokasi dari utilitas-utilitas yang akan dibangun di daerah perkotaan (urban) perlu dipertimbangkan agar efektif dan tidak melanggar kriteria-kriteria tertentuyang bisa menyebabkan ketidakselarasan. Contohnya, pembangunan tempat sampah. Kriteria-kriteria yang bisa dijadikan parameter antara lain: di luar area pemukiman, berada dalam radius 10 meter dari genangan air, berjarak 5 meter dari jalan raya, dan sebagainya. Dengan kemampuan SIG yang bisa memetakan apa yang ada di luar dan di dalam suatu area, kriteria-kriteriaini nanti digabungkan sehingga memunculkan irisan daerah yang tidak sesuai, agak sesuai, dan sangat sesuai dengan seluruh kriteria. Di daerah pedesaan (rural) manajemen tata guna lahan lebih banyak mengarah ke sektor pertanian. Dengan terpetakannya curah hujan, iklim, kondisitanah, ketinggian, dan keadaan alam, akan membantu penentuan lokasi tanaman, pupuk yang dipakai, dan bagaimana proses pengolahan lahannya. Pembangunan saluran irigasi agar dapat merata dan minimal biayanya dapat dibantu dengan peta sawah ladang, peta pemukiman penduduk, ketinggian masing-masing tempat dan peta kondisi tanah. Penentuan lokasi gudang dan pemasaran hasil pertanian dapat terbantu dengan memanfaatkan peta produksi pangan, penyebarankonsumen, dan peta jaringan transportasi. Selain untuk manajemen pemanfaatan lahan, SIG juga dapat membantu dalam hal penataan ruang. Tujuannya adalah agar penentuan pola pemanfaatan ruang disesuaikan dengan kondisi fisik dan sosial yang ada, sehingga lebih efektif dan efisien. Misalnya penataan ruang perkotaan, pedesaan, permukiman,kawasan industri, dan lainnya.

2.      Inventarisasi sumber daya alam
Secara sederhana manfaat SIG dalam data kekayaan sumber daya alamialah sebagai berikut:
·           Untuk mengetahui persebaran berbagai sumber daya alam, misalnya minyak bumi, batubara, emas, besi dan barang tambang lainnya.
·           Untuk mengetahui persebaran kawasan lahan, misalnya:
·           Kawasan lahan potensial dan lahan kritis;
·           Kawasan hutan yang masih baik dan hutan rusak;
·           Kawasan lahan pertanian dan perkebunan;
·           Pemanfaatan perubahan penggunaan lahan;
·           Rehabilitasi dan konservasi lahan.

3.      Untuk pengawasan daerah bencana alam
Kemampuan SIG untuk pengawasan daerah bencana alam, misalnya:
·           Memantau luas wilayah bencana alam;
·           Pencegahan terjadinya bencana alam pada masa datang;
·           Menyusun rencana-rencana pembangunan kembali daerah bencana;
·           Penentuan tingkat bahaya erosi;
·           Prediksi ketinggian banjir;
·           Prediksi tingkat kekeringan.

4.      Bagi perencanaan Wilayah dan Kota
·           Untuk bidang sumber daya, seperti kesesuaian lahan pemukiman, pertanian, perkebunan, tata guna lahan, pertambangan dan energi, analisis daerah rawan bencana.
·           Untuk bidang perencanaan ruang, seperti perencanaan tata ruang wilayah, perencanaan kawasan industri, pasar, kawasan permukiman, penataan sistem dan status pertahanan.
·           Untuk bidang manajemen atau sarana-prasarana suatu wilayah, seperti manajemen sistem informasi jaringan air bersih, perencanaan dan perluasan jaringan listrik.
·           Untuk bidang pariwisata, seperti inventarisasi pariwisata dan analisis potensi pariwisata suatu daerah.
·           Untuk bidang transportasi, seperti inventarisasi jaringan transportasi publik, kesesuaian rute alternatif, perencanaan perluasan sistem jaringan jalan, analisis kawasan rawan kemacetan dan kecelakaaan.
·           Untuk bidang sosial dan budaya, seperti untuk mengetahui luas dan persebaran penduduk suatu wilayah, mengetahui luas dan persebaran lahan pertanian serta kemungkinan pola drainasenya, pendataan dan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan dan pembangunan pada suatu kawasan, pendataan dan pengembangan pemukiman penduduk, kawasan industri, sekolah, rumah sakit, sarana hiburan dan perkantoran.

D.    Tipe Sumber Data GIS
1.   Data Primer
Data yang diukur langsung dengan survey, pengumpulan data lapangan, penginderaan jauh.
2.   Data Sekunder
Data yang didapat dari peta yang sudah ada, tabel-tabel atau sumber data yang lain.
           
·           MAP Info
Mapinfo adalah perangkat lunak yang dirancang oleh pembuatnya untuk menangani pemetaan secara digital (Desktop Mapping Software) dan memberikan tampilan untuk dapat melakukan analisa geografis. Dalam proses instalasinya, secara otomatis akan dibuatkan satu icon dalam lingkungan Windows yang jika dipilih akan mengaktipkan Mapinfo.
MapInfo merupakan produk dari perusahaan software MapInfo Corporation. MapInfo adalah software pengolah data spasial yang banyak digunakan dalam analisis Sistem Informasi Geografis. Software ini memiliki kemampuan seperti software-software pengolah spasial lainnya seperti Arc Info atau Arc View. Map Info merupakan software pengolah data spasial yang terpadu dengan data tabel. Melalui software MapInfo operator dapat membuat, menampilkan, serta mengadakan perubahan terhadap data spasial atau peta.

·           Data Base
Data yang ada diolah dalam suatu basis data.emua data yang masuk disimpan di basis data. Basis data SIG berbeda dengan basis data sistem drafting biasa dimana dengan sistem drafting biasa, outputnya hanya berbentuk grafik. Sedangkan basis data SIG dapat menggabungkan data textual dengan data grafik.

·           Peta Tematik
Peta Tematik adalah peta yang menyajikan tema tertentu dan untuk kepentingan tertentu (land status, penduduk, transportasi dll.) dengan menggunakan peta rupabumi yang telah disederhanakan sebagai dasar untuk meletakkan informasi tematiknya